Optimalisasi Potensi Anak Kelas 1: MIN 1 Gresik Gelar Kegiatan Penyampaian Hasil Tes Psikologi, Perkuat Sinergi Madrasah dan Orang Tua

Komitmen MIN 1 Gresik dalam memberikan layanan pendidikan terbaik dan berorientasi pada perkembangan anak secara menyeluruh diwujudkan melalui Rapat Wali Murid dan Penyampaian Hasil Tes IQ/Psikologi bagi seluruh murid kelas 1. Kegiatan strategis ini digelar di lingkungan madrasah dengan tujuan utama membangun pemahaman yang selaras antara pihak sekolah dan orang tua mengenai potensi, karakter, dan gaya belajar unik setiap murid. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Madrasah, guru kelas, serta didampingi langsung oleh tim psikologi profesional.

Gresik, 11 Oktober 2025 – Komitmen MIN 1 Gresik dalam memberikan layanan pendidikan terbaik dan berorientasi pada perkembangan anak secara menyeluruh diwujudkan melalui kegiatan parenting dengan tajuk Rapat Wali Murid dan Penyampaian Hasil Tes IQ/Psikologi Bagi Seluruh Murid Kelas 1. Kegiatan ini digelar di lingkungan madrasah dengan tujuan utama membangun pemahaman yang selaras antara pihak sekolah dan orang tua mengenai potensi, karakter, dan gaya belajar unik setiap murid. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Madrasah, guru kelas, serta didampingi langsung oleh tim psikolog profesional.


Kepala MIN 1 Gresik, Santiaji, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam atas tingginya antusiasme dan kehadiran wali murid. Beliau menekankan bahwa kolaborasi yang baik antara madrasah dan orang tua adalah kunci keberhasilan pendidikan. Untuk menjaga kualitas layanan dan pendampingan yang optimal, beliau mengumumkan bahwa mulai tahun ajaran mendatang, penerimaan kelas 1 akan dibatasi hanya menjadi empat rombongan belajar (4 kelas).


Bapak Santiaji juga menegaskan visi MIN 1 Gresik untuk terus berbenah dan menjadi madrasah unggulan. Cita-cita tersebut meliputi pencapaian predikat sebagai Madrasah Adiwiyata, Madrasah Ramah Anak, Madrasah Sehat dan Halal, Madrasah Religius, Madrasah Digital, Madrasah Literasi, serta lingkungan yang bebas dari segala bentuk kekerasan fisik maupun bullying. Dukungan dan peran aktif orang tua, menurut beliau, sangat krusial agar nilai-nilai positif ini dapat konsisten diterapkan baik di lingkungan madrasah maupun di rumah.


Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan detail dari tim psikolog. Mereka menjelaskan secara komprehensif mengenai latar belakang, makna, dan manfaat dari pelaksanaan Tes IQ dan Tes Psikologi untuk anak-anak kelas 1. Tes ini dirancang sebagai alat ukur yang membantu memetakan karakteristik psikologis anak, termasuk aspek emosional, pola pikir, dan terutama gaya belajar yang dimiliki setiap individu.


Tim psikolog memberikan penekanan penting bahwa Tes IQ bukanlah satu-satunya tolok ukur kecerdasan anak. Setiap anak adalah pribadi yang unik dengan keragaman gaya belajar. "Ada anak yang cenderung Visual (belajar dengan melihat), Auditori (belajar dengan mendengar), atau Kinestetis (belajar dengan bergerak/melakukan). Pemahaman ini sangat vital agar guru dan orang tua dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang paling sesuai," jelasnya.


Lebih lanjut, hasil tes potensi dan karakter ini diharapkan dapat menjadi panduan awal bagi pendidik dan orang tua untuk mengetahui kondisi emosional anak sejak dini. Hal ini memungkinkan dilakukannya intervensi dan pendampingan yang tepat waktu. Orang tua juga didorong untuk aktif memberikan back up dan pendampingan kegiatan belajar di rumah demi terwujudnya keselarasan program pendidikan antara madrasah dan keluarga.


Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif yang menarik. Salah satu pertanyaan dari wali murid menyinggung tentang bahaya membentak anak dan pengaruhnya terhadap psikologis mereka. Tim psikolog menjelaskan bahwa membentak dapat berdampak negatif terhadap rasa percaya diri dan perkembangan emosi anak. Oleh karena itu, disarankan agar orang tua selalu mengedepankan komunikasi yang lembut, sabar, dan edukatif.


Muncul pula pertanyaan tentang anak yang memiliki kebiasaan merusak mainan dan tampak kurang tertarik pada pelajaran sekolah. Psikolog memberikan pencerahan bahwa perilaku tersebut tidak selalu berarti anak bermasalah, melainkan bisa mengindikasikan gaya belajar kinestetis yang kuat yakni anak memerlukan gerakan fisik, sentuhan, atau aktivitas langsung untuk memahami dan menyerap informasi.


Secara keseluruhan, kegiatan Penyampaian Hasil Tes IQ/Psikologi ini tidak hanya memberikan pemetaan akademik, tetapi juga menjadi wadah sinergi antara madrasah, orang tua, dan psikolog dalam membangun pendidikan yang menyenangkan, bermakna, serta berfokus pada perkembangan anak secara menyeluruh. [AIA]

No comments:

Post a Comment