Yayasan Lohjinawi Kunjungi MIN 1 Gresik: Gali Inspirasi Sekolah Ramah Anak dan Penguatan Gender Mainstreaming

MIN 1 Gresik kembali menjadi inspirasi dalam penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA). Kali ini, madrasah unggulan tersebut menerima kunjungan studi banding dari Yayasan Lohjinawi, mitra PT. PLN Nusantara Power, yang datang khusus untuk mendalami praktik baik SRA sekaligus berdiskusi tentang integrasi modul gender mainstreaming di lingkungan pendidikan.

Gresik (5/8/2025) – MIN 1 Gresik kembali menjadi inspirasi dalam penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA). Kali ini, madrasah unggulan tersebut menerima kunjungan studi banding dari Yayasan Lohjinawi, mitra PT. PLN Nusantara Power, yang datang khusus untuk mendalami implementasi SRA sekaligus berdiskusi tentang integrasi modul Gender Mainstreaming di lingkungan pendidikan.


Kegiatan yang berlangsung intens dan penuh antusiasme itu digelar di ruang pertemuan MIN 1 Gresik dan dihadiri berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gresik dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Gresik.


Dalam forum diskusi, Dewi Luqmania, S.I.Kom. dari Yayasan Lohjinawi membuka pembahasan dengan pertanyaan kunci seputar tahapan yang harus dilalui sebuah sekolah hingga resmi menyandang predikat Sekolah Ramah Anak Nasional.


Menanggapi hal tersebut, Kepala MIN 1 Gresik, Santiaji, M.Pd., memaparkan proses panjang yang telah ditempuh madrasahnya. Didampingi oleh Ketua Satber Ramah Anak Gresik, Nurul Hijja, S.Hum., beliau menjelaskan bahwa predikat SRA tidaklah diraih secara instan, melainkan melalui komitmen bersama seluruh elemen madrasah. “Prosesnya melibatkan penguatan kebijakan, pelibatan orang tua, peningkatan kapasitas guru, hingga penyediaan fasilitas yang mendukung tumbuh kembang anak. Kunci utamanya adalah komitmen dan konsistensi,” ujar Santiaji.


Sementara itu, Muhammad Mukhlish Ariyanto, SE., Plt. Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Gresik, menekankan pentingnya keberadaan SRA dalam membentuk karakter anak. “Sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga tempat anak membangun karakter dan visi hidup. Lingkungan yang aman dan mendukung akan melahirkan generasi yang kuat secara mental dan jelas arah hidupnya,” terangnya.


Diskusi ditutup dengan pemaparan oleh Sri Yoeni Ambarwati, S.Sos. dari LPA Gresik, yang menyampaikan tiga pilar utama dalam mewujudkan Sekolah Ramah Anak:

  • Mau – Sekolah memiliki kemauan kuat dan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak.
  • Mampu – Sekolah memiliki sumber daya, keterampilan, dan pengetahuan untuk menjalankan program SRA.
  • Maju – Sekolah terus berkembang dengan melakukan evaluasi dan inovasi berkelanjutan.


Acara ditutup dengan sesi ramah tamah, dokumentasi bersama, serta penyerahan cenderamata sebagai bentuk silaturahmi antar lembaga.


MIN 1 Gresik berharap kunjungan ini dapat membawa semangat baru bagi seluruh pihak dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak-anak Indonesia. [AIA]

No comments:

Post a Comment