Mengukir Masa Depan: MIN 1 Gresik dan MIN 2 Gresik Kuatkan Sinergi Menuju Madrasah Layanan Ramah Anak

Guru dan pegawai dari MIN 1 dan MIN 2 Gresik baru saja mengikuti kegiatan penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah mereka. Selama dua hari, yaitu pada tanggal 6–7 September 2025, mereka berkumpul di Aula MIN 1 Gresik untuk mengikuti "Workshop Memperkuat Sinergi Murid, Guru, Pegawai, dan Kepala Madrasah Menuju Sekolah Layanan Ramah Anak".

Guru dan pegawai dari MIN 1 Gresik dan MIN 2 Gresik baru saja mengikuti kegiatan penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah mereka. Selama dua hari, yaitu pada tanggal 6–7 September 2025, mereka berkumpul di Aula MIN 1 Gresik untuk mengikuti "Workshop Memperkuat Sinergi Murid, Guru, Pegawai, dan Kepala Madrasah Menuju Sekolah Layanan Ramah Anak".


Suasana kebersamaan langsung terasa sejak awal. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari pembawa acara, Arifo Ika Agustina, S.Pd., dan dilanjutkan dengan khidmatnya lantunan lagu Indonesia Raya. Kemudian, Kepala MIN 1 Gresik, bapak Santaji, M.Pd., memberikan sambutan yang penuh inspirasi.


Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya inovasi di era globalisasi ini. Beliau juga mengingatkan bahwa motivasi, komunikasi, dan komitmen bersama adalah kunci. Seluruh elemen madrasah perlu bersatu dan berkolaborasi, bukan saling menjatuhkan satu sama lain.


Acara inti dimulai setelah pembacaan doa yang dipimpin oleh ustadz Khotib, S.Pd. Materi pertama disampaikan oleh bapak Mabrur, M.Pd.I., Pengawas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Kedamean. Beliau menjelaskan dengan detail tentang konsep madrasah ramah anak. Menurutnya, madrasah harus menjamin hak-hak dasar anak, seperti hak untuk hidup, berkembang, mendapatkan perlindungan, dan berpartisipasi. Madrasah juga tidak boleh melakukan diskriminasi atau menolak siswa inklusi.


Selanjutnya, materi diisi oleh tim Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Dewi Sekardadu Gresik dari Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik. Mereka menyoroti UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dan mengajak para guru untuk mengubah pendekatan dalam mendisiplinkan murid. Sudah bukan zamannya lagi guru bersikap keras terhadap siswa. Sebaliknya, sinergi aktif antara guru dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat.


Pesan yang paling berkesan datang dari ibu Asti Candrasari Catur Putri, M.Psi. dari PUSPAGA Dewi Sekardadu. Beliau menekankan pentingnya komunikasi efektif antara sekolah, orang tua, dan siswa. Empat prinsip utama dalam komunikasi yang beliau sampaikan adalah keterbukaan dua arah, respek pada perbedaan, fokus pada kepentingan anak, dan konsistensi.


Beliau juga mendorong program "Orangtua Mengajar" dan kebiasaan menggunakan kata-kata sederhana, namun bermakna, seperti maaf, tolong, dan terima kasih. Hal ini akan menciptakan interaksi yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga menggarisbawahi bahwa guru harus selalu menjadi sosok yang patut untuk "digugu lan ditiru" sepanjang hayat, baik di dalam maupun di luar madrasah.


Workshop ini ditutup dengan sesi kreatif yang penuh antusiasme: Pembuatan Media Ajar Inovatif. Para guru menghasilkan berbagai karya menarik, mulai dari alat bantu hitung hingga kotak nada melodis dari bahan-bahan sederhana seperti kertas lipat, kertas karton, stik es krim, dan sedotan. Sesi ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar dalam proses belajar mengajar.


Secara keseluruhan, workshop ini bukan hanya menjadi ajang untuk berbagi ilmu, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat sinergi antara semua pihak. Semangat kebersamaan ini diharapkan mampu mewujudkan madrasah ramah anak yang penuh cinta, aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang generasi yang berakhlak mulia. [MTH]

No comments:

Post a Comment